Kamis, 11 Februari 2010

Bhineka tunggal ika
Berbeda-beda tetapi satu jua

Semboyan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Walaupun terdiri dari berbagai perbedaan, tetapi hakikatnya satu Indonesia.
Filsafat ini dituliskan oleh Empu Tantular dalam Kitab Sutasoma pada zaman kebesaran Majapahit (1284-1478).
Pada waktu itu, nusantara terdiri dari berbagai suku, agama, ras, bahasa.

Sumber. Filsafat Jawa, Ajaran Luhur Warisan Leluhur.
Gelombang Pasang. 2006

Rabu, 10 Februari 2010

Berbudi bawa leksana
Penuh rasa keadilan

Berbudi bawa leksana adalah orang yang bijaksana, baik hati, adil dalam memandang dan memutuskan persoalan. Kebijaksanaan sangat penting artinya bagi seorang pemimpin.
Kehormatan dan kehinaannya tergantung pada nilai kebijaksanaan yang ditaburkannya pada masyarakat yang dipimpinnya.

Sumber. Filsafat Jawa, Ajaran Luhur Warisan Leluhur.
Gelombang Pasang. 2006

Selasa, 09 Februari 2010

Ana awan ana pangan
Ada siang ada makanan

Keyakinan kepada Tuhan bahwa rizki pasti akan datang setiap hari jika manusia berusaha. Filsafat yang sejenis adalah 'ana dina ana upa', saba obah mamah. Manusia jika berusaha pasti akan dimudahkan oleh Gusti Allah. 
Ibarat ayam, jika ia mau cakar-cakar, maka ia akan mendapatkan makanan.

Sumber. Filsafat Jawa, Ajaran Luhur Warisan Leluhur.
Gelombang Pasang. 2006

Senin, 08 Februari 2010

Esem bupati
Senyum bupati

Manusia dalam kehidupan bermasyarakat terdiri dari kelas-kelas.
Kita perlu memahami kelas sosial itu agar tahu diri dan dapat bersikap sebaik-baiknya dengan siapa kita berbicara.
Demikian pula ketika hendak melemparkan kritikan.
Cara mengkritik orang lain setingkat bupati cukup dengan senyuman.

Sumber. Filsafat Jawa, Ajaran Luhur Warisan Leluhur.
Gelombang Pasang. 2006
Ambaudhendha nyakrawati
Merengkuh dan menggenggam dunia

Kekuasaan seorang pemimpin atau raja adalah menjadi pengayom dan pengatr dunia.
Karena tugas raja Jawa yang besar itulah, maka ia diberi kekuasaan yang amurba amasesa wong sanegri. Untuk bisa memimpin maka orang Jawa memberikan kekuasaan raja secara mutlak, gung binathara 'besar seperti kekuasaan dewa'. Kekuasaan menurut orang Jawa adalah tunggal sebagaimana Tuhan itupun tunggal.

Sumber. Filsafat Jawa, Ajaran Luhur Warisan Leluhur.
Gelombang Pasang. 2006

Minggu, 07 Februari 2010

Amemangun karyenak tyasing sesama
Membuat perasaan orang lain nyaman

Karena manusia tinggal dalam lingkungan masyarakat. Saling menjaga perasaan sangat diperlukan agar jangan sampai menyakiti orang lain.
Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain. Sikap among rasa 'menjaga perasaan' perlu dikedepankan agar komunikasi sosial menjadi lancar.

Sumber. Filsafat Jawa, Ajaran Luhur Warisan Leluhur.
Gelombang Pasang. 2006

Sabtu, 06 Februari 2010

Becik ketitik, ala ketara
Kebenaran akan terlihat meski kebaikan itu sedikit, keburukan akan terkuak

Artinya, segala tindakan yang benar akhirnya akan tampak dengan jelas. Sebaliknya, filsafat ala ketara bermakna bahwa tindakan yang buruk, lambat atau cepat akan diketahui orang lain. Ibaratnya, meskipun disembunyikan dengan rapat, bau bangkai yang busuk akan tercium.
Kebaikan dan kejahatan meskipun sebesar biji sawi yang lembut akan mendapat ganjaran dan balasan yang setimpal oleh Tuhan.
Hikmahnya, kejujuran pada diri sendiri adalah sangat penting.

Sumber. Filsafat Jawa, Ajaran Luhur Warisan Leluhur.
Gelombang Pasang. 2006

Jumat, 05 Februari 2010

Ambuncang reretuning jagad
Membuang kotoran dunia

Mengatasi permasalahan-permasalahan sosial, menghilangkan segala persoalan yang membuat rusaknya kesejahteraan masyarakat.
Bahasa Arabnya, nahi munkar, yakni mencegah kemungkaran.

Sumber. Filsafat Jawa, Ajaran Luhur Warisan Leluhur.
Gelombang Pasang. 2006
Ambeg adil paramarta
Penuh rasa keadilan dan bijaksana

Sikap adil dan bijaksana dalam menghadapi persoalan hidup, apalagi yang berkaitan dengan orang lain.
Seseorang pemimpin secara cerdik dan cerdas menentukan prioritas atau mengutamakan hal-hal yang lebih penting bagi kesejahteraan dan kepentingan umum.
Pemimpin bertugas memberi ganjaran kepada yang berjasa dan menghukum yang berdosa.

Sumber. Filsafat Jawa, Ajaran Luhur Warisan Leluhur.
Gelombang Pasang. 2006
Akal okol
Akal dan tenaga

Manusia dikaruniai kekuatan akal dan pikiran.
Akal pikiran itu perlu digunakan semaksimal mungkin, akal pikiran dan fisik merpakan sarana perjuangan hidup setiap manusia.
Dengan kombinasi kedua potensi ini, cita-cita setinggi apapun akan bisa tercapai, meskipun mengeringkan samudra dan merobohkan gunung.

Sumber. Filsafat Jawa, Ajaran Luhur Warisan Leluhur.
Gelombang Pasang. 2006
Aji Mumpung
Ilmu mumpung

Menyalah gunakan kesempatan untuk kepentingan pribadi. Misalnya mumpung punya kekuasaan mengatur anggaran negara lantas korupsi dan manipulasi. Senyampang menjadi pejabat yang berwenang lantas menindas rakyat. Sebaliknya, kekuasaan dan jabatan wajib digunakan untuk menegakkan kebenaran dan keadilan. Contoh lain adalah mumpung tidak ada pengawasan yang ketat lalu nekat, mumpung tidak ada aturan yang jelas lalu nerabas, dan sebagainya. Integritas atau track record kita akan terbangun dengan kejujuran pribadi dan dedikasi yang tinggi terhadap nilai-nilai kemanusiaan universal.

Sumber. Filsafat Jawa, Ajaran Luhur Warisan Leluhur.
Gelombang Pasang. 2006
Ajining dhiri dumunung ing kedaling lathi 
Nilai diri seseorang terletak pada gerak lidahnya

Harga diri seseorang terletak pada ucapannya Bila kata-katanya yang keluar dari mulut itu baik, maka iapun akan dikatakan sebagai orang baik. Sebaliknya, bila ia menipu, maka iapun akan dicap sebagai penipu. Semua pemimpin yang sukses memiliki keterampilan dalam orasi, diplomasi dan negosiasi. Bila ingin sukses dalam kehidupan, maka belajar bercakap yang baik adalah syarat utama. Diam adalah emas kata peribahasa, namung kadang diam adalah malapetaka. sebaliknya, berbicara adalah emas, namun kadang karena berbicara akan celaka. Ada waktu, tempat, suasana dan kepentingan yang perlu dipertimbangkan ketika seseorang akan berbicara.

Sumber. Filsafat Jawa, Ajaran Luhur Warisan Leluhur.
Gelombang Pasang. 2006

Kamis, 04 Februari 2010

Alon-alon kelakon
Pelan-pelan selamat

Bekerja memiliki dua tujuan, yaitu sukses tercapai maksudnya dan diri kita selamat. Prinsip bekerja menurut orang Jawa yakni tepat cara kerja dan tepat waktu. Tepat cara kerja artinya sungguh-sungguh dan tidak sembarangan, tepat waktu artinya tidak terburu-buru dan tidak berlambat-lambat. Jika dalam keadaan genting harus memilih, maka orang Jawa memilih pelan-pelan asal sempurna.

Sumber. Filsafat Jawa, Ajaran Luhur Warisan Leluhur.
Gelombang Pasang. 2006
Den ajembar, den momot lawan den mengku, den kaya segara
Diperluas, diperbanyak muatannya, direngkuh seperti lautan

Senantiasa belajar untuk menambah pengetahuan, memperbanyak ilmu, kuat menahan penderitaan seperti lautan yang mampu menampung muatan apapun dari sungai.
Kesabaran dan ketabahan seperti lautan yang dalam dan luas, siap hangabehi atau mengatasi segala persoalan.

Sumber. Filsafat Jawa, Ajaran Luhur Warisan Leluhur.
Gelombang Pasang. 2006
Ayu hayu rahayu
Baik, selamat, sejahtera

Harapan, doa atau cita-cita agar mendapat kebaikan, keselamatan dan kesejahteraan dalam menjalani hidup.
Hidup tanpa keselamatan adalah celaka, hidup tanpa kesejahteraan akan sengsara.

Sumber. Filsafat Jawa, Ajaran Luhur Warisan Leluhur.
Gelombang Pasang. 2006
Asta brata
Delapan Ajaran

Delapan butir ajaran tentang kehidupan dan kepemimpinan, sesuai filsafat bumi, air, api, angin, matahari, bulan, dan awan.
Bumi sabar, air tenang, api memberi semangat, angin dinamis, matahari memberi keadilan, bulan menyejukkan, bintang rendah hati, dan awan merahmati.

Sumber. Filsafat Jawa, Ajaran Luhur Warisan Leluhur.
Gelombang Pasang. 2006

Rabu, 03 Februari 2010

Cegah dhahar lawan guling
Mengurangi makan dan tidur

Anjuran berpuasa dan berprihatin dengan mengurangi makan dan tidur.
Terlalu banyak makan dan tidur membuat kita menjadi malas dan tidak sensitif terhadap kehidupan.
Sebaliknya, orang Jawa mengajarkan agar kita suka berpuasa dan berprihatin agar indra menjadi awas. Sikap cegah dhahar lawan guling ini merupakan tahab awal untuk bisa mendalami jagad batin orang Jawa.

Sumber. Filsafat Jawa, Ajaran Luhur Warisan Leluhur.
Gelombang Pasang. 2006
Bandha bandhu bandhung sentana
Kaya harta dan banyak saudara

Keselamatan hidup didapat dari banyaknya saudara. Kesejahteraan hidup diukur dari banyaknya harta. Orang yang banyak memiliki harta dan saudara dikatakan mulia, sejahtera dan ternama.
Sebaliknya, orang yang terkucil akan hina dan sengsara karena tidak ada yang akan menolongnya jika mendapat musibah.

Sumber. Filsafat Jawa, Ajaran Luhur Warisan Leluhur.
Gelombang Pasang. 2006
Andhap asor
Rendah hati

Sifat rendah hati dan lapang dada. Orang yang rendah hati akan disukai orang banyak sehingga banyak pula saudaranya.
Sebaliknya sikap sombong berarti mengusir para sahabat kita, meskipun sahabat paling kental.

Sumber. Filsafat Jawa, Ajaran Luhur Warisan Leluhur.
Gelombang Pasang. 2006

Selasa, 02 Februari 2010

Guru rupaka
Guru merawat

Orang tua yang melahirkan kita sangat berjasa, karena beliau telah memelihara kita sejak dalam kandungan.
Ibu mengandung kita selama sembilan bulan.
Laki-laki lahir dari perempuan dan perempuan lahir karena laki-laki.

Sumber. Filsafat Jawa, Ajaran Luhur Warisan Leluhur.
Gelombang Pasang. 2006
Ana pangan padha dipangan ana gaweyan padha ditandhangi
Ada makanan sama dimakan ada pekerjaan sama dikerjakan

Semangat kebersamaan, kesatuan dan solidaritas suatu kelompok atau suatu keluarga untuk mencapai tujuan. 
Semangat kebersatuan ini juga tercermin dalam filsafat tiji tibeh dalam semboyan Pangeran Sambernyawa.
Istilah filsafat tersebut bermakna mati siji mati kabeh, mukti siji mukti kabeh.
Artinya mati satu mati semua, mulia satu mulia semua.

Sumber. Filsafat Jawa, Ajaran Luhur Warisan Leluhur.
Gelombang Pasang. 2006
Ajining sarira dumunung ing busana
Nilai badaniah seseorang terletak pada pakaiannya

Harga diri fisikal seseorang terletak pada penampilan pertama. Penampilan pertama seseorang dapat dilihat dari busana yang dipakai. Semakin tinggi kelas sosial seseorang biasanya ia berpakaian yang lebih baik. Penampilan dalam zaman modern sangat penting agar dihargai orang.
Dari pakaian yang dikenakan juga, dapat dilihat perilaku pengguna. Pemilihan pakaian sangat penting dalam pergaulan.
Pakaian yang baik haruslah sopan, menutup aurat dan tidak mengganggu orang lain.

Sumber. Filsafat Jawa, Ajaran Luhur Warisan Leluhur.
Gelombang Pasang. 2006